Konsep Pendiddikan
Menurut
Fazlur Rahman
Fazlur
Rahman adalah seorang intelektual yang tinggi, ia banyak memberikan warisan
yang bermanfaat bagi manusia dari zaman ke zaman. Ia juga meninggalkan sejarah
kehidupan pribadinya yang dapat menjadi suatu dokumen penting bagi kita.
Istilah education[1]
dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin educere berarti
memasukkan sesuatu atau memasukkan ilmu ke dalam kepala seseorang. Dari
pengertian istilah ini ada tiga hal yang terlibat ; Yaitu ilmu, proses
memasukkan dan kepala orang, kalaulah ilmu itu bisa masuk di kepala.
Dalam bahasa arab[2]
ada beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pengertian pendidikan, yaitu
ta’lim dan tarbiyah Namun menurut beberapa ahli pendidikan,
terdapat perbedaan antara kedua istilah itu. Ta’lim hanya berarti
pengajaran, jadi lebih sempit dari pendidikan. Sedangkan kata tarbiyah
yang lebih sering dipergunakan di negara-negara berbahasa Arab terlalu luas.
Sebab kata tarbiyah juga digunakan untuk binatang, tumbuh-tumbuhan
dengan pengertian memelihara atau membela atau menternak. Sementara pendidikan
yang diambilm dari istilah education itu hanya untuk manusia saja.
Dalam kamus kontemporer Bahasa Indonesia [3]
pendidikan diartikan sebagai proses pengubahcara berfikir atau tingkah laku
dengan cara pengajaran, penyuluhan, dan latihan mendidik.
Dewasa ini pendidikan Islam sedang di hadapkan
dengan tantangan yang jauh lebih berat dari masa permulaan penyebaran islam.
Tantangan tersebut berupa timbulnya aspirasi dan idealisme[4]
umat manusia yang serba berdimensi nilai
ganda dengan tuntutan hidup yang
multi komplek pula ditambah lagi dengan
beban psikologis[5]
umat islam dalam menghadapi barat merupakan bekas saingan jika di jadikan musuh
sepanjang sejarah . Kesulitan ini semakin menjadi akut karena faktor psikologis
yang lain yang timbul sebagai komplek pihak yang kalah , berbeda dengan
kedudakan umat islam klasik pada waktu
itu umat islam adalah pihak yang menang dan berkuas.
Hal tersebut telah menyuburkan tumbuhnya golongan -golongan penekan
.Golongan-golongan ini dengan cepat meraih kekuasaan dari orang -orang yang pikiranya lebih cenderung
kepada agama akibatnya munculah suatu ketergantungan dan pertentangan antara
golongan sekular[6]
dengan golongan agama Pertentangan ini telah menampakan diri secara
terang-terangan dibeberapa negara seperti Turki,Mesir,Pakistan dan Indonesia.
Fenomena pada
ahirnya mengakibatkan pendidikan islam tidak diarahkan kepada tujuan yang
fositip Tujuan pendidikan islam cenderung berorientasi kepada kehidupan akhirat
semata dan bersifat definitif[7].
Ketika memasuki abad ke-18 terjadilah desakan yang begitu hebat oleh penetrasi
Barat terhadap dunia Islam, yang membuat umat Islam membuka mata dan menyadari
betapa mundurnya umat Islam itu jika dihadapkan dengan kemajuan Barat. Untuk
mengobati kemunduran umat Islam tersebut, maka pada abad ke-20 mulailah
diadakan usaha-usaha pembaharuan dalam segala bidang kehidupan manusia termasuk
dalam bidang pendidikan.
Manurut Fazlur
Rahman, meskipun telah dilakukan usaha-usaha pembaharuan Pendidikan Islam,
namun dunia pendidikan Islam masih saja dihadapkan pada beberapa problema Tujuan
pendidikan Islam yang ada sekarang ini tidaklah benar-benar diarahkan pada
tujuan yang positif. Tujuan pendidikan Islam hanya diorientasikan kepada
kehidupan akherat semata dan cenderung bersifat defensif, yaitu untuk
menyelamatkan umat Islam dan pencemaran dan pengrusakan yang ditimbulkan oleh
dampak gagasan Barat yang datang melalui berbagai disiplin ilmu, terutama
gagasan-gagasan yang mengancam standar-standar moralitas tradisional[8]
Islam.
Pada dasarnya ada tiga pendekatan pembaharuan
pendidikan yang dilakukan pada waktu itu, yaitu pengislaman pendidikan sekuler
modern, menyederhanakan silabus-silabus tradisional dan menggabungkan
cabang-cabang ilmu pengetahuan lama dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan
modern
Dua pertemuan sistem edukasi, pendidikan tradisional
Islam di Pakistan dan pendidikan modern di Barat, telah menghantarkan Fazlur
Rahman menjadi seorang pemikir dan intelektual Muslim modern yang cukup
produktif. Hal ini disebabkan, karena pertemuan dua sistem pendidikan itu
merupakan latar belakang edukatif yang kondusif dalam menyokong ide-ide
dan pemikiran Fazlur Rahman.
Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman :
1. Tujuan pendidikan
Tujuan adalah suasana ideal yang ingin diwujudkan.
Pendidikan Islam bertujuan pada terbentuknya kepribadian muslim, kematangan dan
integritas[9]
pribadi. Menurut Fazlur Rahman, untuk melakuakan perbahan maka yang harus
dilakukan adalah; Pertama, pendidikan islam harus di orientasiakan kepada
kehidupan dunia dan akhirat sekaligus bersumber dari al-Qur’an. Fazlur Rahman
mengatakan bahwa tujuan pendidikan dalam pandangan al-Qur’an adalah untuk
mengembangkan kemampuan inti manusia dengan cara sedemikian rupa sehingga
seluruh ilmu pengetahuan yang di perolehnya akan menyatu dengan kepribadian
kreatifnya. Kedua, beban psikologis umat Islam dalam menghadapi barat harus
segera dihilangkan. Untuk itu Fazlur Rahman mengajukan agar dilakukan kajian
Isalam menyeluruh secara historis dan sistematis mengenai
perkembangan disiplin-disiplin ilmu Islam, seperti teologi, hukum, etika,
hadis, ilmu sosial dan cabang keilmuan lainnya. Sebab, hal inilah yang memberi
kontinuitas kepada wujud intelektualitas dan spiritual masyarakat
.
2. Sistem pendidikan
Sistem pendidikan Islam
yang dikotomis[10],
yakni memisahkan antara ilmu-ilmu agama dengan umum sangat tidak menguntungkan,
bahkan berakibat pada kemunduran Islam. Maka, menurut Fazlur Rahman, solusi
untuk keluar dari kemelut sistem pendidikan Islam yang dikotomi adalah
menghilangkan dikotomi pendidikan Islam dengan cara mengintergrasikan antara
ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu secara organis[11]
dan menyeluruh, sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan itu terintegrasi dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Dengan demikian, dalam kurikulum maupun silabus
pendidikan Islam harus tercangkup baik ilmu-ilmu umum seperti ilmu sosial, ilmu
alam, sejarah dan lainnya yang di dalamnya terdapat ilmu agama.
Daftar Pustaka
Rahman,Fazrul Islam, Pustaka, Bandung, Cet,III 1997
Rahman,Fazrul,
Islam dan Modernitas, Pustaka, Bandung,1985
Ramadhan,Syahrul,Kamus Ilmiah Populer,Khazanah
Media Ilmu,Surabaya,2010
[1] Langgulung, 1992 : 4
[2] Langgulung, 1992 : 4-5
[3] Peter dan Penny, 1991 : 353
[4] Aliran dalm Filsafat yang menganggap Fikiran adalah satu-satunya yang
bisa di camkan dan di pahami
[5] Berkenaan dengan kejiwaan (kbbi)
[6] Bersifat duniwai atau kebendaan
[7] Sudah Pasti ( Bikan untuk sememntara)
[8] Sikap dan Fikiran yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun- temurun.
[9] Sikap dan keadaan yang menunjukan kesatuan
yang utuh sehingga mempunyai potensi.
[10] Pembagian dua kelompok yang saling
bertentangan.
[11] Berkenaan dengan Organ.
0 komentar:
Posting Komentar