Selasa, 30 Oktober 2018

AL-GHAJALI DENGAN TEORI MA’RIFAHNY



AL-GHAJALI
DENGAN TEORI MARIFAHNYA

Abu hamid muhamad al-ghajali itu nama lengkapnya yang sering di panggil al-ghajali ia merupakan termasuk sosok seribu satu ulama salaf pemikir terbesar islam yang juluki sebagai Hujjatul islam( bukti kebenaran islam) bertanggal lahir 1059 M di Ghajelah dekat Tus di khurasan. Beliau ini mungkin orang-orang aktif dalam berbagai bidang keagamaan terutama dalam hal pemikiran teologi agama. Hal ini di picu sebagian besar oleh saat  masa mudanya belajar di nisyapur dan khurasan di bawah pimpinan al-Haramain al-juwaini. Di sinilah beliau mendapat pengajaran ekstra dari guru-gurunya di antaranya mendapat pengajaran teologi islam, logika, falasafah, sufisme dan ilmu-ilmu alam.
Pemikiran al-ghajali menurut berbagai litratur yang urgen ialah Teori ma’rifahnya.al-ghajali dalam hal ini membagi alam menjadi dua yaitu alam syahadah (alam empiris) dan alam ghaib (alam malakut). Manusia merupakan mahluk yang menempati kedua alam ini dan manusia ini bisa mengetahui kedua alam tersebut dengan dua jenis ma’rifah yang berberda. Manusia ini bisa mendapatkan pengetahuan tentang alam syahadah melalui daya-daya jasmani seperti panca indra, khayalan, berfikir dan sebaginya. Objek ma’rifat dari alam ini terdiri dari objek pemikiran (ma’qulat) objek pengindraan (mahsusat) dan hal-hal yang di terima (maqbulat).imam al-ghajali mengakui dua objek ma’rifat yang bisa mengantar kepada ma’rifat yaitu maqulat dan mahsusat,karna segala perubahan itu terjadi dengan sendirinya.namun ma’rifah tidak melampaui alam-alam yang tersebut.
Keaktifan beliau dalam pemikiranya tidak terlepas dari pengalamanya dulu menjadi guru di madrasah al-nizamiah bagdad. Dengan ini al-ghajali terus berusaha menuntaskan risau dalam fikiranya termasuk terkait teori ma’rifahnya,manusia mengetahui alam ghaib (malakut) bisa dengan kontemplasi tafakur ya’ni ‘’ Jiwa mengambil faidah dari jiwa semesta’’ kemudian ma’rifat hakiki bisa di peroleh hati melalui emanasi dalam hal ini mengumpamakan hati dan Luh Mahfudz dengan cermin karna keduanya terdapat citra keduanya ada. Jika tidak tercermin seperti di Luh mahfudz berarti ia terhijab dari alam ghaib.ilmu itu banyak macamnya akan tetaoi ilmu yang dapat memberikan keyakinan Cuma ada dua di antaranya ilmu muamalah(ibadah) dan ilmu mukasyafah (rasa batin). Selanjutnya al-ghajali menegaskan bahwa hati manusia itu mempunyai dua pintu ya’ni yang di buka ke alam malakut dalam artian Luh nahfudz dan alam malakut,kedua yang di buka panca indra terikait dengan alam empiris alam ini juga memantul alam malakut dalam kadar tertentu.
Imam al-ghajali terkait pemikiranya tidak terlepas dari teori Plato yang juga di jadikan al-ghajali sebagai dasar konsepsinya dalam ma’rifat.
Ada empat tingkat alam ini ;
pertama, wujud di Luh mahfudz kedua, wujudnya yang hakiki ketiga, wujudnya yang hakiki dan khayali keempat wujud yang khayali dan hakiki ya’ni citranya dalam hati. Wujud alam Luh mahfudz hanya bisa di ketahui oleh para nabi dan wujud yang lainya bisa di ketahui oleh para ulama dan hukama, Jadi ma’rifat yang paling tinggi tingkat dan derajatnya adalah ma’rifat yang di peroleh dengan dzauq pengalaman batin,ya’ni ma’rifat mistik karna dapat memberi keyakinan yang membawa kepada ketenangan dan kesejahteraan batin.
Dengan memahami apa yang di kemukakan imam al-ghajali kita semua bisa menjadi mahluk yang mulia di sisi allah kemudia besar harapan semoga kedepan terlahir al-ghojali-al-ghojali baru yang bisa memeberi penerangan dan ketenangan dalam hidup beragama.





0 komentar:

Posting Komentar